Monday, 17 March 2014

Laporan Alkohol Fenol (bisa di sownload di bagian bawah materi)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Alkohol mempunyai rumus umu R-OH. Strukturnya serupa dengan air, tetapi satu hidrogennya diganti dengan satu gugus alkil. Gugus fungsi alkohol adalah gugus hidroksil, -OH. Fenol mempunyai gugus yang sama seperti alkohol, tetapi gugus fungsinya melekat pada cincin aromatik. Tiol mempunyai struktur yang sama dengan alkohol, jika oksigennya diganti oleh belerang (Hart, 1998).
Fenol merupakan molekul aromatik yang mengandung gugus hidroksi yang terikat pada struktur cincin aromatik dan mudah larut dalam air. Fenol dikenal dengan nama asam karbolat yang merupakan jenis asam yang lebih kuat dari alkohol sehingga cukup toksik pada jaringan dan berbau sangat menyengat. Fenol sulit didegradasi oleh organisme pengurai sehingga dapat masuk dengan mudah ketubuh manusia melalui pencernaan dan pernafasan (Ulya, 2012).
Dalam percobaan ini, dilakukan beberapa reaksi untuk membedakan alkohol dan fenol. Oleh karena itu, percobaan ini penting dilakukan untuk mengetahui perbedaan senyawa tersebut dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.2  Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari reaksi-reaksi alkohol dan fenol dengan reagen tertentu serta mengetahui perbedaan dari alkohol dan fenol.

1.3  Manfaat Percobaan
Manfaat percobaan yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah praktikan dapat mengetahui sifat-sifat alkohol dan fenol serta mengetahui perbedaan alkohol dan fenol.

1.4  Perumusan Masalah
Masalah yang dirumuskan pada percobaan ini adalah bagaimana kelarutan alkohol-fenol dengan air dan reaksi dengan alkali.

1.5  Ruang Lingkup Percobaan
Praktikum kimia organik modul Alkohol-Fenol ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dan dalam kondisi ruangan
                                         Tekanan Udara  : 760 mmHg
Suhu                  : 30 oC

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah etanol, propanol, fenol, aquadest, dan natrium hidroksida. Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur, erlenmeyer dan beaker glass.              
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alkohol
Alkohol mempunyai rumus umum –R-OH. Strukturnya serupa dengan air, tetapi satu hidrogennya diganti oleh satu gugus alkil. Gugus fungsi alkohol adalah gugus hidroksil, -OH. Nama umum alkohol diturunkan dari alkol yang melekat pada –OH dan kemudian ditambahkan kata alkohol. Dalam sistem IUPAC, akhiran –ol menunjukkan adanya gugus hidroksil. Contoh-contoh berikut penggunaan kaidah IUPAC (nama umum dinyatakan dalam tanda kurung (Hart, 1998).

     CH3OH                CH3CH2OH           CH3CH2CH2OH              CH3CH2CH2OH                            
    metanol                       etanol                    1-propanol                             2-Propanol
(metil alkohol)          (etil alkohol)               (n-propil alkohol)             (isopropil alkohol)
Gambar 2.1 Tata Nama IUPAC Alkohol
(Hart, 1998)
Penggolongan alkohol yang umum didasarkan pada jumlah atom karbon yang terangkai pada karbon pembawa hidroksil. Jadi 1-propanol merupakan alkohol primer karena atom karbonnnya yang terangkaikan pada gugus hidroksil terikat pada hanya satu atom karbon, sedangkan 2-propanol merupakan alkohol sekunder dan 2-metil-2-propanol adalah alkohol tersier (Pine, 1988).

2.2  Fenol
Fenol atau asam karoksilat atau benzenol adalah kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Karakteristik fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram / 100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung sama, artinya ia dapat melepaskan ion  H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O- yang dapat dilakukan dalam air.
Fenol didapat melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat dengan proses Rasching, fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu bara. Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister  saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada antiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik. Fenol juga berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar dan lainnya) (Kaniawati, 2011).

2.3 Reaksi Alkohol dan Fenol dengan Asam Karboksilat
      Reaksi antara asam asetat dan etanol yaitu timbulnya bau harum yang menyengat seperti bau buah pisang. Sedangkan reaksi antara fenol dan asam asetat tidak didapatkan timbulnya aroma harum dan menyengat. Pada etanol terjadi reaksi esterifikasi yaitu pembentukan ester. Dengan reaksi sebagai berikut :
                                                     O                            O
CH3-CH2-OH  +  CH3-C-OH            CH3-C-O-CH2-CH3  +  H2O
                        Etanol         Asam Asetat                  Etil Asetat               Air
                                          (Asam Etanoat)              (Etil Etanoat)
Gambar 2.3 Reaksi Esterifikasi Etanol dengan Asam Asetat
(Pujianto, 2011)
Pada fenol reaksi esterifikasi dari asam karboksilat tidak terjadi. Hal ini disebabkan karena dua sebab yaitu :
1.      Karena asam asetat merupakan asam dan fenol merupakan asam maka tentunya reaksi tidak terjadi, karena jarang sekali terjadi reaksi antara asam dan asam kecuali kondisi tertentu.
2.      Terjadinya delokalisasi pada fenol menyebabkan fenol lebih stabil dalam keadaan gugus keton (C=O) sehingga dalam keadaan gugus ini fenol tidak akan bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester.
(Pujianto, 2011).





2.4  Uji Reaksi Kimia Alkohol dan Fenol
2.4.1  Uji Lucas
Uji Lucas digunakan untuk membedakan alkohol-alkohol primer, sekunder dan tersier yang dapat larut dalam air. Reagen Lucas merupakan campuran asam klorida pekat dan seng klorida. Seng klorida adalah suatu asam lewis, yang ketika ditambahkan dengan asam klorida akan membuat larutan jadi lebig asam. Alkohol tersier yang larut dalam air akan bereaksi dengan cepat dengan reagen Lucas membentuk alkil klorida yang tak larut dalam larutan berair. Alkohol sekunder berjalan lambat dan setelah pemanasan akan terbentuk fasa cair lapisan kedua biasanya setelah 10 menit. Alkohol primer dan metanol tidak dapat bereaksi pada kondisi ini.

2.4.2  Uji Asam Kromat
         Asam kromat dapat menyebabkan alkohol primer teroksidasi menjadi asam karboksilat. Bilangan oksidasi Cr +6 (berwarna merah kecoklatan) akan tereduksi menjadi Cr +3 (berwarna hijau). Adapun alkohol sekunder akan teroksidasi menjadi keton oleh asam kromat dan alkohol tersier tidak dapat teroksidasi oleh asam kromat.  Fenol sendiri biasanya teroksidasi menjadi tar berwarna coklat.

2.4.3  Keasamaan Fenol
         Sebagian besar fenol bersifat asam yang lebih lemah daripada asam karboksilat dan asam yang lebih kuat daripada alkohol. Ketika fenol bereaksi dengan suatu basa, fenol akan diubah menjadi anion fenoksida, sehingga fenol akan terlarut dalam larutan basa (sebagai garam fenoksida). Larutan natrium hidroksida dan natrium karbonat merupakan basa yang cukup kuat untuk dapat melarutkan hampir semua fenol yang tak larut dalam air, tetapi larutan natrium bikarbonat tidak dapat. Tak satupun diantara basa-basa tersebut yang cukup kuat untuk mengubah sejumlah tertentu alkohol menjadi ion alkoksida (yang akan melarutkan alkohol yang tak larut air dalam bentuk anion alkoksida)



2.4.4  Uji Besi (III) Kromat
         Penambahan besi (III) klorida yang terlarut dalam kloroform (triklorometana) ke dalam suatu larutan fenol dalam kloroform, menghasilkan suatu larutan berwarna ketika ditambahkan piridin. Berdasarkan struktur fenol, warna produk yang dihasilkan dapat bervariasi mulai dari merah sampai ungu. Adapun alkohol tidak menghasilkan warna apapun pada uji ini.

2.4.5  Uji Kelarutan
Sebagian kecil alkohol larut dalam air karena gugus hidroksi pada alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Namun ketika ukuran gugus alkil bertambah besar , kelarutannya dalam air akan berkurang. Hal ini disebabkan oleh kemampuan gugus alkil yang dapat mengganggu pembentukann ikatan hidrogen antara gugus hidroksi dengan air. Jika gangguan ini cukup besar, akibatnya molekul – molekul air akan menolak molekul – molekul alkohol untuk menstabilkan kembali ikatan hidrogen antar molekul air. Jika gugus non polar seperti gugus alkil terikat pada cincin aromatik, kelarutan fenol dalam air akan berkurang. Hal ini yang dianggap menjadi alasan mengapa gugugs non polar disebut gugus hidrofob (Asyar, 2010).


 BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan
      1. Aquadest (H2O)
           Fungsi : sebagai pelarut
Tabel 3.1 Sifat Fisika dan  Kimia Aquadest
No
Sifat Fisika

Sifat Kimia
1
Berat molekul : 18,0153 gr/mol

Pelarut yang penting
2
Densitas : 0,998 g/cm3

Memiliki sejumlah momen dipol
3
Titik lebur : 0 °C

Pelarut universal
4
Titik didih : 100 °C

Dapat mengalami proses elektrolisis
5
Kalor jenis : 4184 J/Kg.K

Dapat berionisasi dengan OH
 (Dedy, 2009)

     2. Etanol (C2H5OH)
         Fungsi : sebagai sampel yang akan diuji
         Tabel 3.2 Sifat Fisika dan Kimia Etanol
No
Sifat Fisika

 Sifat Kimia
1
Berat molekul : 46,08 g/mol

Merupakan produk yang stabil

2
Titik didih : 78,4 oC

Sangat reaktif terhadap logam

3
Titik leleh : -113,9 oC

Dapat memicu kanker

4
Tekanan uap : 5,9 KPa

Dapat menghasilkan busa

5
Densitas uap : 1,6

Digunakan dalam reaksi pengeringan kimia

(Airgas, 2010)





     3. Fenol (C6H5OH)
         Fungsi : sebagai sampel yang akan diuji
         Tabel 3.3 Sifat Fisika dan Kimia Fenol
No
Sifat Fisika

Sifat Kimia
1
Berat molekul : 94,1 g/mol

Iritasi dengan aldehid-keton

2
Titik didih : 182 oC

Teroksidasi kuat dengan HCl

3
Titik leleh : 41 oC

Dapat mengalami biodegradasi

4
Spesific gravity : 1,07

Sangat korosif terhadap gas

5
Tekanan uap : 0,357 mmHg

Sangat beracun

         (Axia, 2013)

    4.  Propanol (C3H7OH)
         Fungsi : sebagai sampel yang akan diuji
Tabel 3.4 Sifat Fisika dan Kimia Propanol
No
Sifat Fisika

        Sifat Kimia
1
Berat molekul          : 60,1 g/mol

Tidak korosif
2
Cairan seperti alkohol

Mudah larut dalam air dingin
3
Titik didih                : 97,22 oC

Mudah larut dalam metanol
4
Titik leleh                 : -126,2 oC

Reaktif dengan asam
5
Densitas                   : 0,8053 g/cm3

Reaktif dengan agen pengoksidasi
         (ScienceLab, 2005)

    5.  Natrium Hidroksida (NaOH)
         Fungsi : sebagai pereaksi untuk sampel yang diuji
Tabel 3.5 Sifat Fisika dan Kimia Natrium Hidroksida
No
Sifat Fisika

Sifat Kimia
1
Berbentuk padat-putih

Dapat mengkorosif logam
2
Grafik spesifik : 2,13

Reaktif dengan air
3
Titik didih : 1390 oC

Dapat memicu kebakaran
4
Titik leleh : 315oC

Dapat melarutkan lemak
5
Kelarutan dalam air 42 gr/100 gr H2O

Membentuk natrium silikat
         (Damanhuri, 2008)
3.2  Peralatan Percobaan
1.     Tabung reaksi
             Fungsi : untuk wadah sampel dan tempat mereaksikan sampel.
2.     Rak tabung reaksi
             Fungsi : untuk tempat meletakkan tabung reaksi.
3.     Pipet tetes
             Fungsi : untuk mengambil larutan dalam jumlah kecil
4.     Beaker glass
      Fungsi : untuk wadah larutan.
5.     Gelas ukur
             Fungsi : untuk mengukur jumlah larutan yang akan digunakan
6.    Alumunium foil
Fungsi : untuk menimbang ahan yang digunakan dan menutup peralatan yang berisi bahan atau larutan

3.3 Flowchart Percobaan
      3.3.1 Flowchart Percobaan Kelarutan Alkohol-Fenol
Gambar 3.1   Flowchart Percobaan Kelarutan Alkohol-Fenol

Mulai
Dimasukkan 3 ml sampel alkohol-fenol dimasukkan ke tabung reaksi
Ditambahkan 2 ml aquadest
Apakah ada sampel lain ?
Dihomogenkan
Selesai
 









Ya


Tidak





        3.3.2 Flowchart Percobaan Reaksi dengan Alkali
Gambar 3.2   Flowchart Percobaan Reaksi dengan Alkali

Dimasukkan 3 ml sampel alkohol-fenol dimasukkan ke tabung reaksi
Ditambahkan 5 ml NaOH 20 % kedalam larutan
Apakah ada sampel lain ?
Dihomogenkan
Selesai
Mulai
 









Ya


Tidak


 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
       4.1.1 Kelarutan Alkohol dan Fenol
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Kelarutan Alkohol Fenol Dalam Air
No
Sampel + Air
Hasil Pengamatan
1.
Etanol 3 m l + air 2 ml
Tidak terjadi perubahan, hanya pengenceran. Etanol larut sempurna dalam air menjadi larutan homogen
2.
Propanol 3 ml + air 2 ml
Propanol larut sempurna dalam air menjadi larutan homogen
3.
Fenol  2 gram  +  2 ml air
Tidak terjadi perubahan warna (tetap) bening. Fenol tidak larut dalam air

4.1.2 Reaksi Alkohol dan Fenol dengan Alkali
Tabel 4.1 Reaksi Alkohol Fenol Dengan Alkali (20 %) NaOH
No
Sampel + Air
Hasil Pengamatan
1.
Etanol 3 ml + NaOH 20 % 5 ml
Larutan tetap bening, tidak terjadi perubahan warna. Terjadi reaksi antara etanol dengan NaOH
2.
Propanol 3 ml + NaOH 20 % 5 ml
Terbentuk dua lapisan, tidak terjadi perubahan warna. Terjadi reaksi antara propanol dengan NaOH
3.
Fenol  3 gram + NaOH 20 % 5 ml
Fenol sedikit larut dengan NaOH. Terjadi reaksi antara fenol dengan NaOH




4.2     Pembahasan
          4.2.1 Pembahasan Kelarutan Alkohol Fenol Dalam Air
     Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh bahwa propanol dan dapat larut dalam air sedangkan fenol tidak dapat larut dalam air.
Berdasarkan teori, alkohol dengan rantai C pendek bersifat polar, sehingga mudah larut dalam air yang merupakan pelarut polar. Sedangkan alkohol yang memiliki rantai C panjang lebih bersifat non polar, begitupun dengan fenol.
Alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul-molekulnya ataupun dengan air. Hal ini mengakibatkan titik didih maupun kelarutan alkohol dalam air cukup tinggi. Selain dipengaruhi oleh ikatan hidrogen, kelarutan alkohol juga dipengaruhi oleh panjang pendeknya gugus alkil, banyaknya gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon.
Fenol ataupun benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Kelarutan terbatas dalam air, yaitu 8,3 g/100 ml. Fenol memiliki sifat kecenderungan asam artinya ia dapat langsung melepaskan ion H+ dan gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O- dapat dilarutkan dalam air (Syafri, 2011).
Oleh karena itu, hasil yang diperoleh dari percobaan telah sesuai dengan teori.
         
4.2.2  Pembahasan Reaksi Alkohol dan Fenol dengan Alkali
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh bahwa fenol dan propanol sedikit larut dalam NaOH 20%. Namun pada propanol terbentuk dua lapisan.
Dalam uji NaOH alkohol primer membentuk satu fasa sehingga sapat disimpulkan bahwa alkohol primer larut dalam NaOH. Campuran fenol dalam larutan NaOH juga membentuk satu fasa yang berarti fenol larut dalam NaOH. Selain itu, semakin panjang dan bercabang suatu rantai C alkohol semakin non polar, sehingga semakin sukar larut dalam NaOH dan akan terbentuk fasa cair lapisan kedua (Rizal, 2012).
Oleh karena itu, hasil yang diperoleh dari percobaan telah sesuai dengan teori.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1   Kesimpulan
        Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah :
1.       Fenol sukar larut dalam air karena memiliki rantai karbon yang panjang.
2.       Fenol bereaksi dengan alkali karena bersifat polar.
3.       Propanol dapat larut dalam air karena memiliki rantai karbon yang pendek.
4.       Reaksi antara propanol dengan alkali membentuk dua lapisan bening.
5.       Semakin pendek atau sedikitnya rantai karbon suatu alkohol, semakin mudah larut.

5.2   Saran
        Adapun saran untuk percobaan ini adalah :
1.      Hendaknya praktikan telah mengetahui sifat-sifat bahan yang digunakan.
2.      Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukan pengamatan.
3.      Sebaiknya digunakan perbandingan dengan alkali lain seperti Ca2OH.
4.            Diharapkan ketika melarutkan NaOH secara hati-hati karena larutan panas  dan korosif.
5.      Sebaiknya pada pengukuran volume larutan harus benar-benar sesuai.    
DAFTAR PUSTAKA

Airgas. 2010. Material Safety Data Sheet Ethanol. USA : Airgas Inc
Asyhar. 2010. Alkohol dan Fenol. http :alkohol-fenol.com. Diakses 06 Juni 2013
Axia. 2013. Material Safety data Sheet Phenol. USA : NFA Hazard
Damanhuri, Enri. 2008. Bagian IV Sifat dan Karakteristik Bahan Kimia Berbahaya. Bandung : FTSL Institut Teknologi Bandung
Dedy. 2009. Kimia Analisa Kualitatif. http ://dedyanwaranalisa.blogspot.com/2009 /11/  kimia-analisa-kualitatif.html. Diakses 06 Juni 2013
Hart, harold. 1998. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Kaniawati. 2011. Asam Pikrat. Malang : Universitas Malang
Pine, Stanley. 1988. Kimi Organik. Bandung : Institut Teknologi Bandung
Pujianto, Agus Toni. 2011. Reaksi Alkohol dan Fenol. Kalimantan Tengah
Purwadi, Agus ; Isyuniarto ; Usada, Widdi. 2008. Pengaruh Ozon (O2) Hasil lucutan Plasma dan Fotokatalis Titanium Dioksida (TiO2) Tipe Anatas Terhadap Degradasi Fenol.  Yogyakarta : Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Rizal, Ahmad Syamsu. 2012. Laporan Praktikum Kimia Organik KI : 2051 : Alkohol dan Fenol Sifat Fisik dan Reaksi Kimia. http ://laporan kimia organik.html. Diakses 06 Juni 2013
ScienceLab . 2005. Material Safety Data Sheet n-Propyl Alkohol MSDS. http ://msds propanol.com. Diakses 06 Juni 2013
Syafri, Mariska. 2011. Alkohol Fenol. Makasar : Akademi Farmasi Kebangsaan Makasar.
Ulya. 2012. Pengaruh Variasi Suhu Terhadap Kemampuan Degradasi Fenol dan Pertumbuhan Bakteri Pendegradasi Fenol dari Limbah Cair Tekstil. Yogyakarta : Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

nahh,,, ko ada yang mau download silahkan download disini (cara download)                      
BAB V                                                         

No comments :

Post a Comment