Monday, 10 March 2014

Laporan Aldehid Keton

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Aldehid dan keton, keduanya mempunyai gugus yang sama yaitu gugus karbonil, C = O. Oleh karena itu sifat reaksi umumnya sama, terhadap sifat karbonil. Biasanya, aldehid bereaksi lebih cepat daripada keton terhadap suatu pereaksi yang sama. Hal ini disebabkan oleh karena atom karbon karbonil dari aldehid kurang terlindung dibandingkan keton. Begitu pula aldehid lebih mudah teroksidasi dari keton. Dalam hal ini merupakan pemeriksaan persamaan dan perbedaan dari reaksi aldehid dan keton.
Aldehid sangat mudah menjalani oksidasi menjadi asam karboksilat yang mengandung jumlah atom karbon yang sama banyaknya. Sedangkan keton tidak menjalankan reaksi yang serupa, karena dalam oksidasi terjadi pemutusan ikatan karbon –karbon yang menghasilkan 2 asam karboksilat dengan jumlah karbon yang masing-masing lebih sedikit daripada keton semula (keton siklik akan menghasilkan suatu asam karboksilat) (Larasati, 2010).

1.2    Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan aldehid keton ini adalah :
1.      Untuk mempelajari sifat – sifat aldehid dan keton
2.      Untuk membedakan antara aldehid dan keton berdasarkan reaktivitasnya

1.3    Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dilakukannya percobaan aldehid keton ini adalah :
1.      Dapat mengetahui sifat – sifat dan reaksi aldehid dan keton
2.      Dapat mengetahui perbedaan antara aldehid dan keton berdasarkan reaktivitasnya

1.4    Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah percobaan aldehid keton ini adalah :
1.      Apakah sifat – sifat aldehid dan keton ?
2.      Apakah  perbedaan antara aldehid dan keton berdasarkan reaktivitasnya ?

1.5    Ruang Lingkup Percobaan
Praktikum Kimia Organik dengan modul percobaan Aldehid-Keton ini dilakukan di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dan dalam kondisi ruangan:
                                      Tekanan udara   :  760 mmHg
                                      Temperatur        :  30 oC
dilakukan dalam ruangan dengan menggunakan bahan–bahan antara lain aseton (CH3COCH3), benzaldehid (C6H5O), dan formaldehid (CH2O) ,35%, 37%. Serta amonia (NH3). Sedangkan untuk peralatan digunakan alat-alat seperti tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur, erlenmeyer, beaker glass, dan cawan penguap.
 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Aldehid – Keton
Aldehid adalah persenyawaan dimana gugus karboksil diikat oleh gugus alkil. Aldehid merupakan senyawa yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan dari oksigen yang bisa didapatkan dari oksidasi alkohol primer, klorida, asam glikol/alkena, hidroformilass (Aryanti, 2010).
O
 
O
 
O
 
O
 
         Aldehid mempunyai paling sedikit satu atom hidrogen yang melekat pada gugus karbonil. Gugus lainnya dapat berupa gugus hidrogen, alkil atau aril. Dalam sistem IUPAC, aldehida diberi akhiran –al (berasal dari suku pertama aldehida). Contohnya adalah sebagai berikut :
                                                                                
Text Box: metanal Text Box: etanalText Box: propanal Text Box: butanal          H−C−H            CH3        C    H              CH3CH2      C    H       CH3CH2CH2−C−H             
                                             
Gambar 2.1 Tata Nama IUPAC Aldehid
(Hart, 1998)
         Dalam sistem IUPAC, keton diberi akhiran –on (dari suku terakhir kata keton). Penomoran dilakukan sehingga gugus karbonil mendapat nomor terkecil. Biasanya keton diberi nama dengan menambahkan kata keton setelah nama-nama gugus alkil atau aril yang melekat pada gugus karbonil. Sama halnya dengan aldehida, nama umum sering digunakan (Hart, 1998).
O
 
O
 
O
 
 
1        2    3            4       5
 
1             2    3       4
 
                                                                                                   
Text Box: 2-butanon Text Box: 3-pentanaonText Box: propanon    CH3−C−CH3                       CH3−C−CH2CH3                     CH3CH2−C− CH2CH3                                                             
                                                                                     
Gambar 2.2 Tata Nama IUPAC Keton
(Hart, 1998)




2.2    Reaksi – Reaksi Aldehid  Keton
2.2.1     Adisi Alkohol ; Pembentukan Asetal dan Hemiasetal
Alkohol adalah nukleofil oksigen. Alkohol menyerang karbon karbonil pada aldehida dan keton menghasilkan ikatan asidi pada ikatan C=O.
Karena alkohol adalah nukleofil lemah, biasanya diperlukan bantuan katalis asam. Hasilnya adalah hemiasetal yang mengandung gugus fungsi alkohol dan eter pada saatu atom karbon. Adisi ini dapat dibalik, sehingga usaha-usaha untuk memisahkan hemiasetal selalu menghasilkan alkohol dan senyawa karbonilnya kembali (Hart, 1998).
RO
 
H+
 
    H
 
    R’
 
             ROH           +        C=O                                           C     OH      (Hart,1998)



2.2.2     Adisi Air, Hidrasi, Pada Aldehida dan Keton
Air , seperti alkohol, juga nukleofil oksigen, dan dapat bereaksi pada aldehida dan keton melalui reaksi bolak-balik. Misalnya, formaldehida dalam air berada dalam bentuk hidratnya.
                            
OH
 


    H
 
    C=O      +         H    OH                                                 C     OH                
    H
 
  


Gambar 2.3 Reaksi Hidrasi Aldehid-Keton
(Hart, 1998)
Tetapi untuk kebanyakan aldehida atau keton, hidratnya tidak dapat diisolasi karena mudahnya unsur lain atau air terlepas dan membentuk senyawa karbonil kembali (Hart, 1998).

          2.2.3   Adisi Hidrogen Sianida
Hidrogen sianida beradisi pada gugus karbonil milik aldehida atau keton, membentuk sianohidrin. Diperlukan katalis basa.

O
 
OH-
 
CH3−C− CH3      +     HCN                        CH3−C− CH3             


Gambar 2.4 Reaksi Adisi Hidrogen Sianida
(Hart, 1998)
Hidrogen sianida tidak mempunyai pasangan elektron bebas pada karbon, sehingga ia tidak dapat berfungsi sebagai nukleofil (Hart, 1998).

2.3      Uji – Uji Aldehid  Keton
2.3.1  Uji Cermin Perak, Tollen’s
Keton tidak mudah dioksidasi, tetapi aldehid sangat mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat. Pada saat formaldehida direaksikan dengan pereaksi Tollen’s menghasilkan larutan bening, dan setelah didiamkan pada dinding tabung terbentuk cermin perak (endapan) (Larasati, 2010).
        
Gambar 2.5 Uji Tollen’s pada Formaldehida
(Larasati, 2010)

2.3.2   Tes Fehling
Pereaksi fehling terdiri atas fehling A yang terdiri dari CuSO4 dalam air, H2SO4 dan fehling B yang terdiri dari Kalium Natrium tartarat, KOH dalam air, berupa larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi fehling ini, terdapat ion Cu2+ sebagai ion kompleks. Sebagai contoh, formaldehid dalam pereaksi fehling akan mereduksi tembaga, sehingga terbentuk endapan Cu2O yang berwarna merah bata (Larasati, 2010).

Gambar 2.6 Uji Fehling pada Formaldehida
(Larasati, 2010)

2.3.3  Reaksi Haloform
 Halogenasi alfa merupakan dasar suatu uji kimia, yang disebut iodoform, untuk metil keton.Gugus metil dari suatu metil keton diiodinasi bertahap sampai terbentuk iodoform (CHI3) padat berwarna kuning.Uji iodoform (Larasati, 2010) :
Gambar 2.7 Uji Haloform pada Metil Keton
(Larasati, 2010)

2.4      Teori Sampel
2.4.1  Formaldehid (CH2O)
Formaldehid adalah suatu bahan kimia dengan rumus HCHO. Pada suhu normal dan tekanan atmosfir berbentuk gas tidak berwarna dengan berat molekul 30,03. Dalam perdagangan umumnya dikenal dengan nama formalin atau formal, larutan formaldehid dalam bentuk padat dikenal sebagai Trioxane (CH2O)3 yaitu berbentuk polimer atau formaldehid (Naria, 2004).

2.4.2  Aseton (CH3COCH3)
Keton suku rendah yang merupakan zat cair yang mudah larut dalam air, berbau menyengat, titik didih 56 ºC mudah menguap dan terbakar (Aryanti, dkk., 2010).
2.4.3  Benzaldehid (C6H5O)
Benzaldehid merupakan pengoksidator yang kuat, sehingga dapat teroksidasi dengan mudah diudara. Pemanfaatan benzaldehid dalam industri salah satunya adalah industri pipa, selain itu juga dapat memproduksi nitrogen dalam jumlah banyak (Emerald, 2006).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tes Amonia
1 ml CH2O 37 % + 2 ml NH3                endapan berwarna kuning dan banyak
1 ml CH2O 35 % + 2 ml NH3                endapan berwarna putih dan banyak
1 ml CH3COCH3 + 2 ml NH3               endapan berwarna putih sedikit
1 ml C7H6O         + 2 ml NH3                endapan berwanda putih dan banyak

4.2 Pembahasan
Amonia, amin dan senyawa sejenis seperti hidroksi amin (NH2-OH) mempunyai pasangan elektron bebas pada atom dan bertindak sebagai nukleofil nitrogen terhadap atom karbon karbonil. Misalnya, reaksi dengan amin primer.
Hasil adisi dengan struktur tetrahedral serupa dengan hemiasetal, tetapi salah satu atom O diganti oleh NH. Hasil adisi ini tidak mantap. Ia mengeluarkan dan membentuk ikatan ganda dua antara karbon-nitrogen. Untuk amin primer, hasilnya akan dinamakan imin, atau basa Schif. Senyawa-senyawa ini penting dalam reaksi-reaksi kimia, terutama pada pengikatan senyawa karbonil dengan enzim, yang biasanya gugus amin (Hart, 1998).
 

-HOH
 
           
 


Gambar 4.1 Reaksi Pembentukan Imin
(Hart, 1998)
Imina merupakan nitrogen yang anolog dengan senyawa karbonil. Campuran dari senyawa karbonil dan amonia atau amina yang cocok bereaksi dengan adanya gas hidrogen dan katalis logam. Imina yang pertama kali terbentuk akan direduksi menjadi amina keseluruhan, reaksi ini disebut reduktif aminasi (Sianturi, 2009).
Hasil percobaan yang diperoleh adalah jika formaldehid direaksikan dengan amonia menghasilkan banyak endapan berwarna kuning (37%) dan putih (35%). Jika benzaldehid direaksikan dengan amonia menghasilkan endapan berwarna putih dan banyak, dan jika direaksikan antara bentuk aseton dengan amonia menghasilkan endapan yang sangat sedikit dan berwarna putih.
Oleh karena itu pada formaldehid dan benzaldehid jika ditambahkan amonia akan menghasilkan lebih banyak endapan dibandingkan aseton. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, pada formaldehida dan benzaldehid telah sesuai dengan teori karena menghasilkan endapan yang lebih banyak dibandingkan dengan aseton. Hal ini terjadi karena formaldehid dan benzaldehid merupakan senyawa aldehid yang lebih mudah dioksidasi.
DAFTAR PUSTAKA

Air Products. 1999. Material Safety Data Sheet Ammonia. USA : Air Product Chemical, Inc
Aryanti, Lia ; Sari, Yulia Kartika ; Natasasmita, Dias. 2010. Pengenalan Gugus Fungsi. Semarang : Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Damanhuri, Enri. 2008. Bagian IV Sifat dan Karakteristik Bahan Kimia Berbahaya. Bandung : FTSL, Institut Teknologi Bandung
Emerald. 2006. Material Safety Data Sheet Benzaldehyde. Kalama : Emerald Kalama Chemical, Inc
Hart, Harold. 1998. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Larasati, Dian. 2010. Reaksi-Reaksi Aldehid dan Keton. Banjarmasin : Laboratorium Kimia, FKIP, Universitas Lampung
Midsun. 2006. Aceton Material Safety Data Sheet (MSDS). USA : Midsun Group
Naria, Evi. 2004. Resiko Pemajanan Formaldehid Sebagai Bahan Pengawet Tekstil Dilingkungan Kerja. Medan : Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara
Sciencelab. 2010. Material Safety Data Sheet Formaldehyde 37% Solution MSDS. Houston, Texas : Chemicals & Laboratory Equipment
Sianturi, Sernita. 2009. Reaksi Aminasi Gliserol Dalam Berbagai Tekanan Gas Aromatik Dengan Katalis Nikel. Medan : Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara
  
Nahhh.. bagi yang mau download silahkan download disini
tau caranya gak?//...Klik disini

Bagi yang masih kurang literatur tentang modul ini bisa hubungi via fb : www.facebook.com/ramlan.lintang...
seemangat ya :)


1 comment :